Riset: Semut Sebagai Pengganti Bumbu Masak
Serangga, termasuk semut, telah lama digadang-gadang sebagai alternatif bahan makanan dengan potensi besar. Beberapa restoran di dunia bahkan mulai memadukan semut sebagai pelengkap atau topping pada hidangan.
Profil Rasa dan Bau Semut
Menurut IFL Science, penelitian yang dipimpin Changqi Liu dari Universitas Negeri San Diego menganalisis profil rasa dan bau dari empat spesies semut: semut chicatana, semut hitam biasa, semut berduri, dan semut penenun. Para peneliti menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa untuk mengidentifikasi senyawa volatil Asoka88 Link dalam tubuh semut dan mencocokkannya dengan bau yang terdeteksi alat olfaktometer.
Jenis-jenis Semut dan Karakteristik Rasa/Bau
- Semut Hitam: Memiliki bau asam seperti cuka, berkat kandungan asam format dari kelenjar racun. Bisa digunakan sebagai pengganti cuka atau perasan lemon.
- Semut Chicatana: Betina menghasilkan aroma seperti kacang, kayu, dan lemak. Senyawa aldehida memberikan aroma rumput dan lemak, sedangkan pirazina memberikan aroma kacang dan panggangan. Di Meksiko, semut chicatana umum digunakan sebagai tambahan tekstur atau campuran saus.
- Semut Penenun (Weaver Ants): Memiliki aroma kacang manis dan karamel, berkat pirazin dan pirol. Namun, juga dapat mengeluarkan bau jerami dan urine karena kandungan amina.
Manfaat dan Potensi Semut sebagai Bumbu
Selain cita rasa unik, semut sebagai bahan masakan dapat menjadi alternatif protein hewani yang lebih ramah lingkungan. Produksi serangga menghasilkan emisi gas rumah kaca lebih rendah dibandingkan peternakan tradisional.
Namun, orang dengan alergi terhadap kerang atau krustasea harus berhati-hati karena protein tropomyosin pada serangga dapat memicu reaksi serupa.
Kata Peneliti
“Serangga bisa memiliki profil rasa yang sangat beragam dan menarik. Ini dapat meningkatkan cita rasa masakan agar semakin lezat. Namun saya ingin menunjukkan bahwa serangga sebenarnya bisa terasa enak, bergizi, dan baik untuk lingkungan.” – Changqi Liu